"Seorang muslim tidak usah
dituntut menggunakan kalung salib atau topi sinterklas demi menghormati Hari
Natal. Juga umat perempuan nonmuslim tidak perlu dipaksa berjilbab demi hormati
Idul Fitri."
~ Lukman Hakim Saifuddin (Menteri
Agama)
Menanggapi pernyataan menteri
agama yang menghimbau umat muslim tidak perlu menggunakan busana sinterklas,
seorang umat katolik pun angkat bicara, melalui akun Facebook nya ia menyetujui
dan berharap himbauan tersebut disebarluaskan. Berikut kutipan tulisan Hillary
John Kristyo T:
Saya AMAT SEPAKAT dengan seruan
Pak Menteri Agama Lukman Hakim mengenai tidak perlunya umat muslim mengenakan
topi Sinterklas.
BAHKAN saya MENDESAK agar
himbauan itu DIPERLUAS. Tidak hanya umat muslim yang TIDAK USAH DITUNTUT untuk
mengenakan topi Sinterklas tapi juga SEMUA UMAT BERAGAMA APAPUN TIDAK USAH
DITUNTUT ATAU DIPAKSA mengenakan topi Sinterklas dalam rangka momentum Natal.
Sinyalemen Menag tersebut
benar.... FAKTANYA memang ada hotel-hotel, bank-bank atau mall-mall yang
MEWAJIBKAN pegawainya mengenakan topi Sinterklas dalam momentum seputar Natal.
HANYA SAJA.......... ALASAN
HIMBAUAN itu tak perlu dikaitkan dengan "kekuatiran" bahwa kemiripan
memakai topi Sinterklas akan mengidentikkan orang yang memakainya menjadi
memeluk iman Kristen.
Pemaksaan pengenaan topi
Sinterklas yang diidentikkan dengan suasana Natal itu SUNGGUH SALAH!
SAMA SALAHNYA dengan pemaksaan
pengenaan atribut yang diidentikkan dengan agama atau budaya lain dalam
momentum yang berbeda. Salahnya adalah pada PEMAKSAAN itu.
Namun himbauan Menag itu amat
saya dukung karena Sinterklas sendiri BUKAN BAGIAN DARI KEKRISTENAN YANG
OTENTIK.
SINTERKLAS atau SANTA CLAUS atau
BAPAK NATAL atau apapun sebutannya, TAK PUNYA URUSAN DENGAN KEKRISTENAN.
Perlu kita pahami bersama bahwa
tokoh tua berkumis & berjenggot lebat berwarna putih ke-perakan dan
mengenakan piyama tebal serta topi piyama itu BUKANLAH MERUPAKAN TRADISI
GEREJANI!
Tokoh yang sering ditampilkan
menjelang Natal itu adalah HASIL KREASI KOMERSIAL dari THE COCA COLA COMPANY
yang mendompleng suasana Natal.
Yang jarang disadari oleh umat islam
adalah bahwa JUSTRU SINTERKLAS merupakan PERENDAHAN & PENDANGKALAN NILAI
KEKRISTENAN YANG OTENTIK menjadi sekedar sebuah IKLAN demi kepentingan BISNIS
KOMERSIAL. Penampilan tokoh Sinterklas adalah sebuah plesetan atau parodi dari
penampilan busana Uskup atau Paus (Pemimpin tinggi umat Katolik).
Topi hangat dan mantol hangat
yang dikenakan oleh tokoh Sinterklas sebenarnya diinspirasikan dari CAMAURO
(topi hangat) dan MOZZETA (mantol penghangat badan).... Dan memang FUNGSINYA
tidak lebih adalah merupakan busana penghangat.... Jadi TIDAK PERLU ADA
KEKUATIRAN bahwa jika seorang non Kristen mengenakan itu akan otomatis menjadi
Kristen. Ada berbagai macam prasyarat untuk orang yang akan "memeluk"
Kekristenan.... Sehingga kita umat muslim tak perlu kuatir, karena topi
Sinterklas serta Sinterklasnya sendiri TIDAK MASUK dalam persyaratan itu.
Justru karena itulah saya sendiri (Hillary John Kristyo T) selaku umat Gereja
Kudus, Katholik dan Apostolik menyambut baik himbauan Menteri Agama sejauh
ALASAN himbauannya tepat dan bukan sekedar dilandasi semangat Paranoid.
No comments:
Post a Comment